Laporan PTK


DESKRIPSI MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS X IPS-1 SMA N 2 KOTA JAMBI PADA MATERI
USAHA DAN ENERGI

Laporan Prasurvei
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:
ANGGUN PRIHATINI  (RSA1C315007)
NURFADILLAH            (RSA1C315013)
RIZKY MAYANG. A     (RSA1C315015)
DEPIE EKA SINTIA      (RSA1C315023)
SUMARYANTI              (RSA1C315024)

Dosen Pengampu:
Drs. M. Hidayat, M. Pd
Syarkowi, M.pd





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya tim penulis telah dapat menyelesaikan laporan ini Yang berjudul DESKRIPSI MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR FISIKA SISWA  KELAS X IPS-1 SMA N 2 KOTA JAMBI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak sedikit bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini tim penulis dengan tulus ikhlas menyampaikan terima kasih kepada Bapak Syarkowi, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan yang sangat berarti dan bermanfaat, sehingga tim penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 28 Maret 2018



Tim Penulis





DAFTAR ISI





DAFTAR TABEL



 


BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan ke arah peningkatan kualitas diri. Seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik dalam kebiasaan (habit), kecakapan-kecakapan (skills) atau dalam tiga aspek yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (affektif), dan ketrampilan (psikomotor) (NasrunAr, 2015) Pada pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan yang akan dicapai karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan merupakan tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional disesuaikan dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan Bangsa Indonesia sehingga tujuan pendidikan bersifat dinamis.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Saregar, 2016). Fisika memaparkan tentang fenomena alam yang berbentuk fisik yang membutuhkan pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif. Tujuan pembelajaran fisika pada hakikatnya adalah untuk mengantarkan pemahaman siswa menguasai konsep-konsep dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dikatakan paham apabila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar computer.
Di sekolah, tujuan pendidikan dioperasionalkan menjadi tujuan pembelajaran dari bidang studi yang diberikan guru di kelas, diantaranya pembelajaran fisika yang menggiring siswa memiliki kemampuan berpikir obyektif, kritis, cermat, analitis dan logis. Untuk memenuhi tujuan tersebut, kemampuan utama yang harus dimiliki setiap peserta didik adalah kemampun matematis dan analisis. Pencapaian tujuan pendidikan dalam pembelajaran fisika dapat dinilai salah satunya dari keberhasilan siswa dalam memahami konsep fisika dan memanfaatkan pemahaman ini untuk menyelesaikan persoalan dalam fisika dan diukur dengan tes hasil belajar siswa. Hasil belajar ini merupakan prestasi belajar fisika
Keberhasilan dalam pembelajaran dapat diawali dengan minat dan motivasi terhadap apa yang ingin dipelajarai. Motivasi untuk belajar fisika di SMA  masih minim dibandingkan dengan belajar ilmu pengetahuan lainnya.  Hal ini relevan dengan hasil penelitian  (Dwijananti et al,. 2012) Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar fisika untuk aspek Motivasi, kuat menyebabkan kesulitan dalam belajar yaitu perhatian teradap pembelajaran fisika 52,68% dan usaha untuk belajar fisika 61,35%. Sehingga motivasi belajar siswa SMA pada materi fisika tergolong rendah dan  dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar fisika.
Dalam Pembelajaran guru dituntut agar dapat memotivasi siswa sehingga muncul kegiatan atau usaha yang timbul pada siswa dan tergerak melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Sardiman (dalam Wahyuningsih, dkk. 2013: 12) “Memberikan motivasi kepada seseorang siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu”. Siswa juga dituntut agar menciptakan kesadaran untuk memotivasi diri sendiri agar terwujud hal yang ingin dicapai. Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu termotivasi dan ingin terus belajar. Sehingga peranan motivasi belajar mempunyai peranan besar terhadap keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kemudian, setelah adanya motivasi yang diberikan guru maka akan munculah minat belajar atau keinginan untuk belajar. Minat belajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap bidang kesenian, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMAN 2 Kota Jambi pada kelas X IPS I diperoleh hasil bahwa nilai ujian semester Gasal rata-rata 31,54 Sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran Fisika adalah 70 Nilai kognitifnya rata-rata rendah dibandingkan dengan nilai keterampilan dan sikap. Kemudian dilakukan survey di kelas di peroleh hasil bahwa saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan gurunya sedang menjelaskan materi Usaha dan Energi. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar dangan mengajar jelas terlihat karena tidak adanya interaksi dua arah antara guru-siswa dan sebaliknya. Serta mata pelajaran yang diampuh merupakan mata pelajaran lintas minat bagi siswa kelas X IPS1 yakni mata pelajaran Fisika. Namun tuntutan dalam pembelajaran fisika lintas minat ini pun sama halnya dengan tuntutan mata pelajaran fisika wajib  sehingga, siswa X IPS1 harus mampu mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Permendikbut No.24 (2014) “Peminatan Pada Pendidikan Menengah” Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. Mata pelajaran lintas minat di SMA/MA diambil dari luar kelompok peminatan akademiknya. Jadi, siswa peminatan IPS akan mengambil mata pelajaran peminatan IPA. Dalam hal ini salah satunya adalah mata pelajaran Fisika.
Latar belakang yang penulis paparkan tersebut mendorong penulis untuk melakukan kajian lebih spesifik mengenai motivasi dan minat belajar fisika. Hal ini menjadi pondasi agar tujuan dari pembelajaran dapat terlaksana, dan berdampak pada hasil belajar fisika Sehingga penulis melakukan pengambilan data untuk hasil laporan prasurvei yakni Motivasi dan Minat Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 2 Kota Jambi pada Materi Usaha dan Energi.
·         Bagaimana hasil Motivasi dan Minat Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 2 Kota Jambi pada Materi Usaha dan Energi ?
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan menguji :
1.    Hasil Motivasi dan Minat Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 2 Kota Jambi pada Materi Usaha dan Energi
2.    Keefektifan belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 2 Kota Jambi pada Materi Usaha dan Energi

       Manfaat penelitian proposal ini adalah :
1.    Sebagai bahan pertimbangan bagi guru atau calon guru dalam proses pembelajaran pada materi Usaha dan Energi
2.    Bagi siswa informasi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk membenahi diri dalam meningkatkan aktivitas belajar terutama dalam mempelajari materi Usaha dan Energi







 

BAB II

KAJIAN TEORITIK

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda, walaupun secara praktis masing-masing kita sudah sangat memahami apa yang dimaksud belajar tersebut. Gegne menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu keterampilan motoris, informasi verbal, kemampuan intelektual, kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap. Sedangkan menurut teori Gestalt, belajar adalah suatu proses perkembangan, artinya kodrat jiwa raga anak mengalami perkembangan. Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses pembelajaran, maka tentunya minat yang diharapkan adalah minat yang timbul dengan sendiri, tanpa ada paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih aktif dan baik. Akan tetapi tidak jarang siswa megikuti pelajaran dikarenakan terpaksa atau karena adanya suatu, sementara siswa tidak menaruh minat terhadap pembelajaran tersebut. Seharusnya siswa mengetahui akan minatnya, karena tanpa tahu apa yang diminatinua, maka tujuan belajar yang diinginkan tidak akan tercapai dengan baik. Untuk menjaga minat dari siswanya seorang guru sudah seharunya memelihara minat siswanya. (Ahmad Susanto, 2016).
Adapun menurut (Suhandi & Wibowo, 2012) diketahui bahwa belajar merupakan segala pemindahan informasi yang akan menimbulkan pengetahuan baru yang merupakan hasil dari berfikir manusia yang diterima dan menghubungkannya dnegan pengetahuan yang lama pada struktur kognitif. Kemudian Pemahaman tentang cara belajar menurut (Sani, 2013) dapat membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahasa sasaran sebagai pengantar secara lisan tanpa harus membaca dan menulis.kegiatan dapat memanfaatkan gambar tanpa bergantung pada terjemahan. Guru memulai kepada peserta didik untuk berpartisipasi. Sedangkan menurut (L. Hakim, 2009) belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan pada diri seseorang yang berlaku relative lama disertai dengan usaha orang tersebut dari tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan fisik, namun perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat latihan dan pengalaman dalam pengumpulan sejumlah pengetahuan.

Kata pembelajaran merupakan gabungan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sedangkan mengajar secara intruksional dilakukan oleh seorang guru. Kegiatan belajar adalah dalam rangka mengorganisasi lingkungan (Ahmad Susanto, 2016). 
Makna proses pembelajaran menurut (Sanjaya, 2008) adalah berproses pada siswa. Sehingga siswa tidak dianggap sebagai objek belajar uang dapat diatur dan dibatasi oleh kemauan guru, melainkan siswa ditempatkan sebagai subjek belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, materi apa yang seharusnya dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan oleh keinginan guru, akan tetapi memperhatikan setiap perbedaan siswa. Kemudian karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
Dalam proses pembelajaran (Widoyoko, 2009) mengatakan terdapat dua kegiatan yang terjadi dalam saatu kesatuan waktu dnegan pelaku yang berbeda. Pelaku belajar adalah siswa sedangkan pelaku pengajarr adalah guru. Maka proses pembelajaran terjadi hubungan yang interaktif antara guru dengan siswa dalam ikatan tujuan instruksional.

Menurut (Hamdu & Agustina, 2011) pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku saeseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Sama halnya (Yuniastuti, 2016) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut (Adnyana & Suyanto, 2013) motivasi merupakan aspek penting dari pelajaran dan pembelajaran. seorang guru dapat merencanakan pembelajaran yang sempurna diurutkan dengan baik namun gagal dalam mengajar sehingga siswa menjadi bosan dan jenuh karena pembelajaran yang pasif. Guru perlu strategi untuk meningkatkan motivasi atau menarik perhatian peserta didik dan mempertahankannya sepanjang pelajaran. Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin lama perilaku yang berkaitan dengan belajar. Sehingga motivasi merupakan sesuatu yang penting didalam belajar. Motivasi mengacu pada proses pencapaian tujuan dimana aktivitas terarah dan berkelanjutan. Motivasi berdampak pada semua kegiatan kelas karena motivasi dapat mempengaruhi perilaku baru dan kinerja dari perilaku yang dipelajari sebelumnya.
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dari (Widoyoko, 2009) Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh kuat salah satunya terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah satu indicator kualitas pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari siswa. Motivasi juga memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu potensi yang ada pada individu yang terbentuk dari pengalaman, sedangkan motivasi adalah kondisi dengan kejadian yang diamati oleh individu, sehingga mendorong mengaktifkan perilaku menjadi tindakan nyata. Akan tetapi tidak semua siswa dapat termotivasi melalui proses pembelajaran didalam kelas.
Menurut (T. Hakim, 2005) faktor-faktor yang memperngaruhi atau menentukan keberhasilan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat di dalam diri individu itu sendiri. Contohnya kesrhatan jarmani, dan rohani, kecerdasan, daya ingat, kemauan dan bakat. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat diluar diri individu itu sendiri. Contohnya keadaan lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan semua yang berhubungan dengan lingkungan. Motivasi belajar siswa dapat dibangkitkan dengan cara mengusahakan agar siswa memiliki motif intrinsic dalam belajar. Motif intrinsic yaitu motif yang mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan tertentu. Caranya menimbulkan motif intrinsic yaitu sebagai berikut:
a.       Memahami manfaat yang diperoleh dari setiap pelajaran.
b.      Memilih bidang studi yang paling disenangi sesuai dengan minat.
c.       Memilih jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan pengetahuan.
d.      Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.
Selain meningkatkan motivasi belajar intrinsic dapat juga menciptakan motif ekstrinsik, karena  motivasi belajar para siswa akan semakin baik jika mereka memiliki motivasi belajar, yaitu:
a.       Keinginan mendapat nilai ujian yang bagus.
b.      Keinginan menjadi juara kelas.
c.       Keinginan menjaga diri.
d.      Keinginan untuk menang.
e.       Keinginan menjadi siswa teladan.
Sebaiknya motivasi belajar dapat ditimbulkan dan dikembangkan dengan kesadaran sendiri tanpa tergantung pada faktor-faktor luar. Jika motivasi belajar luar seperti dorongan dari orang tua, guru, atau teman, biasanya motivasi belajar siswa cenderung tidak stabil, maka motivasi belajar siswa cenderung lemah. Jika tidak didorong maka akan timbul ganguan emosi karena masalah pribadi. Akan tetapi selama siswa tersebut mempunyai kemauan dan motivasi yang tinggi selama itu juga segala hambatan dan kesulitan dalam proses belajar dapat diatasi setidaknya dicegah agar tidak sampai menimbulkan hal-hal yang merugikan.
Menurut (Sofyan & Uno, 2004) untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dapat melihat dari indicator motivasi yaitu sebagai berikut:
a.     hasrat dan keinginan berhasil,
b.    dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
c.     harapan dan cita-cita masa depan,
d.    penghargaan dalam belajar,
e.     kegiatan yang menarik dalam belajar, dan
f.     lingkungan belajar yang kondusif.

Menurut  secara psikologis (Ahmad Susanto, 2016) banyak dipengaruhi oleh perasaan senang dan tidak senang terbentuk pada setiap fase perkembangan merupakan faktor yang beroengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan belajar. Ini dapat diartikan bahwa minat akan berdampak terhadap kegiatan yang dilakakukan seseorang. Dalam hubungannya terhadap kegiatan belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam kegiatan belajar itu sendiri.
Sardiman dalam (Mulyana,2013:318) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat sesuatu ciri atau arti yang memiliki hubungan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan, bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu.
Adapun menurut Al-Mighwar (2006:113) minat adalah perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Demikian juga Djaali (2013:121) menjelaskan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Jahja (2015:63) minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut:
1.      Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain
2.      Minat menimbulkan efek diskriminatif
3.      Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi dan mempegaruhi motivasi.
4.      Minat merupakan sesuatu yang dipelajari buka bawaan lahir dan dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode
Adapun factor yang meliputi minat, sebagai berikut “
1.      Kebutuhan fisik, sosial, dan egoistis
2.      pengalaman
Adapun indikator minat menurut (Imron, 1996) yaitu:
1.      Perasaan senang
2.      Perhatian dalam belajar
3.      Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik
4.      Manfaat dan fungsi matapelajaran

Berdasarkan karakter guru yang dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa menurut (Aritonang, 2008) yaitu sabar, senyum, sapa, santun, menghargai kekurangan siswa, adil, baik dan disiplin. Sedangkan peran dari cara mengajar guru untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa yaitu menarik perhatian siswa, membuat tujuan yang jelas dan mengakhiri pelajaran dengan berkesan. Adapun langkah-langkah membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa sesuai dengan suasana kelas yang tenang dan nyaman tersebut adalah:
a.       Memperhatikan kelas. Dengan menyuruh siswa untuk menghapus papan tulis dan memungut sampah-sampah yang berserakan.
b.      Mengatur bangku dan kursi. Untuk berdiskusi salama belajar siswa diberitahu untuk mengatur bangku.
c.       Menggunakan musik. Saat belajar atau mengerjakan latihan dapat memasang music klasik dengan volume yang pas untuk didengar sehingga tercipta suasana nyaman.
d.      Menyelenggarakan pameran. Memajang karya siswa dapat perseorangan atau kelompok.
e.       Menempelkan peraturan. Seperti dilarang membuang sampah dilingkungan belajar.
f.        Membuat panggung boneka. Siswa dapat menampilkan permainan untuk mengekplor potensi yang dimiliki.
Sedangkan untuk meningkatkan motivasi dan minat dengan menggunakan fasilitas belajar berupa alat peraga yaitu:
a.       Memilih alat peraga yang akan digunakan sesuai dengan materi pelajaran.
b.      Menggunakan fasilitas belajar (LCD, PPT dan Papan tulis) yang ada dikelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.
c.       Mengembangkan kemampuan siswa untuk menggunakan fasilitas belajar yang ada dikelas dengan cara memberikan tugas persentasi.
d.      Menggunakan kaset, tv, atau film.

Seorang guru menurut (Ahmad Susanto, 2016) yang menguasai materi dapat memberikan kepuasan pada peserta didik dan juga memudahkan peserta didik dalam menerima penjelasan yang diberikan oleh guru. Namun sebaliknya guru yang kurang atau tidak menguasai materi pelajaran akan menyulitkan siswa dalam menerima penjelasan yang diberikan oleh guru, karena guru memberikan penjelasan tidak tugas dan kurang sistematis. Guru yang menguasai materi pelajaran serta dapat menyampaikan materi dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.  Materi pelajaran merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari oleh siswa harus dipersiapkan dengan baik untuk disampaikan kepada siswa.
A. Usaha (Kerja)
Pengertian usaha dalam fisika mempunyai definisi yang lebih spesifik dibandingkan dengan pengertian usaha sehari-hari. Bila kita mendorong benda sehingga berpindah tempat, maka dikatakan kita melakukan usaha, tetapi bila benda itu kita junjung di atas kepala lalu bergerak ke depan, maka tidak ada usaha yang kita lakukan pada benda itu, walaupun kita menjadi lemah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata usaha dapat diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga atau pikiran untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam fisika, usaha menyangkut tenaga atau energi. Sebagai contoh, saat kita mengangkat suatu benda. Untuk mengangkatnya, kita harus mengeluarkan sejumlah energi atau tenaga. Untuk menarik benda kita juga mengeluarkan energi. Usaha memiliki definisi khusus dalam fisika. Gambar 2 menunjukkan gaya F menyebabkan benda bergerak sejauh s. Jika benda diberikan gaya sebesar F sehingga benda berpindah sejauh s, usaha yang dilakukan oleh gaya F didefinisikan sebagai
Keterangan :
F    = gaya (N)
s       = perpindahan (m)
W = usaha (Nm = joule)


Gambar 2. Gaya F menyebabkan benda bergerak sejauh s.
Gambar 3 menunjukkan gaya F yang bekerja pada benda dengan membentuk sudut θ terhadap perpindahan s. Besar usaha yang dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan persamaan :
Keterangan:
F = gaya (N)
S = perpindahan (m)
W = usaha (Nm = joule)
 = sudut antara gaya dan perpindahan benda ( )








Gambar 3.  Gaya F membentuk sudut θ terhadap perpindahan s
B. Energi
Secara umum dapat dikatakan bahwa energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu sistem (manusia, hewan, benda) dikatakan mempunyai energi jika mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha.
1)      Energi Potensial
Suatu benda dapat menyimpan energi karena kedudukan atau posisi benda tersebut. Sebagai contoh, suatu beban yang diangkat setinggi h akan memiliki energi potensial, sementara busur panah yang berada pada posisi normal (saat busur itu tidak direnggangkan) tidak memiliki energi potensial. Dengan demikian, energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam suatu benda akibat kedudukan atau posisi benda tersebut dan suatu saat dapat dimunculkan.
Energi potensial terbagi menjadi tiga, yaitu energi potensial konstan, energi potenisal gravitasi newton, dan energi potensial elastis. Energi potensial gravitasi ini timbul akibat tarikan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda.
a.       Energi Potensial Gravitasi Konstan
Energi potensial gravitasi konstan didefinisikan sebagai:
Keterangan:
Ep = energi potensial (joule)
M = massa benda (kg)
α = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = tinggi benda (m)

b.      Energi Potensial Gravitasi Newton
Energi potensial gravitasi newton adalah energi potensial gravitasi antara dua benda angkasa. Energi ini dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Ep = Energi potensial gravitasi
G = gravitasi
M = massa planet
m = massa benda
r  = jari-jari

Tanda negatif dalam persamaan menunjukan bahwa untuk memindahkan suatu benda dari posisi tertentu ke posisi lain yang jarak nya lebih jauh dari pusat planet diperlukannya energi. Gambar 4 menunjukkan benda yang memiliki energi potensial gravitasi pada ketinggian tertentu.




Gambar 4. Benda yang memiliki Ep gravitasi pada ketinggian tertentu.

c. Energi Potensial Elastis
Energi potensial elastis adalah energi yang tersimpan di dalam benda elastis karena adanya gaya tekan dan gaya regang yang bekerja pada benda. Besar usaha yang dilakukan oleh gaya pegas itu dituliskan dengan persamaan :
2)      Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Anak panah yang lepas dari busurnya memiliki energi kinetik sehingga anak panah dapat melakukan usaha, yaitu menancap pada target. Energi kinetik bergantung pada massa dan kelajuan benda.
             
Gambar 5 menunjukkan sebuah benda bermassa m yang diam pada permukaan licin (tanpa gesekan). Ketika gaya konstan F diberikan selama benda menempuh jarak x, benda akan bergerak dengan percepatan tetap a sampai mencapai kecepatan akhir v. Usaha yang  dilakukan  pada  benda    seluruhnya  diubah  menjadi energi kinetik benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau EK = F.s
Persamaan kecepatan pada GLBB
Persamaan perpindahan pada GLBB
Energi kinetik dapat ditulis dengan
Sehingga rumus energi kinetic

Keterangan:
Ek = energi kinetik (J)
M = massa (kg)
V = kecepatan (m/s)
3)      Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Dalam proses melakukan usaha, benda melakukan usaha untuk memindahkan energi yang dimilikinya ke benda lain. Energi mekanik terdiri atas energi kinetik dan energi potensial.





Gambar 6. Em Benda dalam bentuk Ep dan Ek dapat diubah menjadi Usaha (Berta Rahardian F, dkk)
Beban yang ditarik sampai pada ketinggian h memiliki energi mekanik dalam bentuk energi potensial. Gambar 6 menunjukkan saat tali yang menahan berat beban digunting, energi berubah menjadi energi kinetik. Selanjutnya, saat beban menumbuk pasak yang terletak di bawahnya, beban tersebut memberikan gaya yang menyebabkan pasak terbenam ke dalam tanah. Beban itu dikatakan melakukan usaha pada pasak.

Dengan demikian, energi mekanik dapat didefinisikan sebagai jumlah energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh suatu benda atau disebut dengan energi total. Besarnya energi mekanik suatu benda selalu tetap, sedangkan energi kinetik dan energi potensialnya dapat berubah-ubah. Secara matematis dapat dituliskan :
Gambar 7 menunjukkan Saat beban berada di ketinggian h1, energi potensial gravitasinya adalah Ep1 dan energi kinetiknya Ek1. Saat benda mencapai ketinggian h2, energi potensialnya dinyatakan sebagai Ep2 dan energi kinetiknya Ek2. Perubahan energi kinetik dan energi potensial          benda  adalah  usaha   yang dilakukan        gaya     pada    benda. Dengan demikian, dapat dituliskan:



Gambar 7. Perubahan Ep dan Ek pada saat benda berada
pada ketinggian h1 (Berta Rahardian, dkk)








Pembuatan proposal

Instrumen yang telah valid dari Dewi sasmita pasaribu

Tahap 2
Data hasil wawancara dan dokumentasi ditranskip ke dalam teks naratif

Data hasil angket dianalisis dengan statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel

Tahap 4
Tahap 5
Pembuatan laporan penelitian

Dokumentasi suasana pembelajaran fisika di SMAN 2 Kota Jambi

Pemberian Angket kepada mahasiswa dan dokumentasi

Tahap 3
Observasi awal terhadap mata pelajaran fisika di SMAN 2 Kota Jambi
Mencari literatur (buku b.indo & b.ing, jurnal b.ind & b.ing)

Tahap 1
Mengetahui minat dan motivasi siswa terhadap mata pelajaran Fisika di SMA N 2 Kota Jambi

Kerangka Berfikir

1)      Ira nofita Sari dalam jurnalnya berjudul “Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh minat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas menunjukkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,46 yang berarti bahwa 46% prestasi belajar fisika siswa dipengaruhi oleh minat dan motivasi belajar sedangkan sisanya sebesar 54% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2)      Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar” menunjukkan hasil dari data-data di proses melalui perhitungan statistic dan korelasi rata-rata, didapat melalui penggunaan SPSS 16.0. Data menunjukkan interprestasi tingkat reliabilitas tinggi besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA adalah sebesar 48,1%.
3)      Keke T.Aritonang dalam penelitiannya berjudul “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” menunjukkan faktor utama yang mempengaruhi minat dan motivasi belajar adalah cara mengajar guru, karakter guru, suasana kelas tenang dan nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan. Selaras dengan temuan yang diperoleh, penelitian ini memberikan saran operasional bagaimana meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu bahwa terdapat hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap minat belajar siswa.








BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2  kelas X IPS-1 Kota Jambi. Adapun waktu penelitian ini  dilakukan pada tanggal 19 Februari 2018.

Penelitian ini menggunakan metode mix methode yaitu gabungan penelitian kuantitatif dan kualitatif  bertujuan untuk mengetahui deskripsi minat belajar siswa dan motivasi  belajar siswa kelas X IPS-1 di SMA N 2 Kota Jambi. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian survey.
Dalam penelitian ini menggunakan metode survey meneliti meneliti karakteristik untuk membuktikan hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi dari peneliti. Metode survey dapat dilakukan dalam bidang produksi, usaha tani, sosial, politi, administrasi, pendidikan, dan lain – lain sebagainya.

Populasi merupakan sejumlah individu yang setidaknya mempunyai satu ciri atau sifat yang sama. Populasi juga dapat dikatakan bahwa atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarattertentu berkaitan dengan masalah penelitian.  Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas X SMA N 2 Kota Jambi.
Sampel ialah sebagian dari populasi,  Sampel dapat dikatakan sejumlah individu yang jumlahnya kurang dari populasi atau bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan. Teknik pengambilan sampel pada penelitain ini adalah dnegna menggunakan convenience sampling. convenience sampling adalah pengambilan sampel didasrkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Sampel diambil atau dipilih karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. Jadi sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS-1 SMA N 2 Kota Jambi.

Dalam penelitian menggunakan metode survey meneliti meneliti karakteristik untuk membuktikan hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi dari peneliti. Metode survey dapat dilakukan dalam bidang produksi, usaha tani, sosial, politi, administrasi, pendidikan, dan lain – lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2006 ) Adapun langkah – langkah dalam penelitian survei ini adalah
1.    Membentuk hipotesis awal, mentukan jenis survey yang akan dilakukan apakah melalui instrumen yang dikirim melalui surel, wawancara, atau telepon, membuat daftar pertanyaan, menetukan kategori responden dan menetukan seting penelitian.
2.    Merencanakan cara pengolahan data dan melakukan pengujicobaaan instrumen yang telah dipersiapkan
3.    Menentukan target populasi dan menetapkan sample yang akan diteliti, menyusun kerangka penetapan sample, menetukan besarnya sample dan menetapkan sample.
4.    Menetukan lokasi responden dan mengumpulkan data
5.    Mengolah data dengan perangkat yang telah ditentukan dan melakukan pengujian hipotesis statistik.
6.    Menjelakan metode yang digunakan dan menjabarkan hasil penemuan untuk mendapatkan kritik, serta melakukan evaluasi.
Berdasarkan langlah – langkah penelitian survei diatas, pada penelitian ini dilakukan dua tahap penelitian yaitu:
a.         Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menentukan studi pendahuluan berupa identifikasi masalah, mencari berbagai sumber literatur, serta mengidentifikasi jumlah populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 02 Kota Jambi, dan jumlah sampel yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas X IPS 1.
Menentukan rancangan survei dan prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Angket yang digunakan adalah angket Minat dan Motivasi yang diadopsi dari Skripsi Dewi Sasmita Pasaribuan .
b.     Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan peneliti mengumpulkan data dengan menyebar angket ke sampel yang telah peneliiti tentukan yaitu siswa kelas X IPS-1 Kota Jambi, kemudian menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah didapatkan. Setelah di lakukan analisis data dan diperoleh hasil dari analisis data, peneliti mendeskripsikan temuan-temuan masalah sehingga  penulis mampu menjawab permasalahan penelitian dan mampu menjelaskan pencapaian tujuan penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan, akurat dan reliabel. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan  angket kepada sampel penelitian. Sugiyono (2010: 193) berpendapat bahwa terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrument. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan memberikan seperangkat pernyataan tertulis yaitu dengan memberikan angket ke sampel penelitian yang telah ditentukan yakni siswa kelas X IPS-1 Kota Jambi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi minat dan motivasi  belajar siswa kelas X IPS-1 SMA N Kota Jambi. Sehingga instrumen yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah angket minat dan angket motivasi belajar fisika siswa. Pengisian angket dilakukan dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom pilihan untuk menunjukan kecenderungan sikap siswa yang dapat mendeskripsikan minat dan motivasi belajar siswa selama melaksanakan pembelajaran fiiska.
Angket yang digunakan terdapat empat pilihan kemungkinan jawaban. Indikator minat damn motivasi belajar fiiska siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Indikator angket minat

No
Indikator minat belajar siswa
Nomor Pertanyaan
Jumlah
1
Perasaan senang
1,2,3,4,5
5
2
Perhatian dalam belajar
7,8,14,15,16,17
6
3
Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik
6,9,10,19,20
5
4
Manfaat dan fungsi matapelajaran
12,13,18,11
4

Tabel 2. Indikator angket motivasi

No
Indikator motivasi belajar siswa
Nomor Pertanyaan
Jumlah
1
Hasrat dan keinginan
1,3,4,6,8
5
2
Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
5,7,11,15,2
5
3
Harapan dan cita-cita
9,13,21
3
4
Penghargaan dalam belajar
10,12,18,19,20
5
5
Kegiatan yang menarik
14,16,17,22
4
6
Lingkungan belajar
25,24
2

       Analisis data yang digunakan pada penelitian ini dengan Penskoran angket minat dan motivasi belajar dengan berpedoman pada skala Likert, siswa dapat memlilh jawaban dari empat pilihan jawaban yaitu 1 (Sangat Tidak Setuju), 2 (Tidak Setuju), 3 (Setuju), 4 (Sangat Setuju). Skor setiap indikator minat dan motivasi dikonversi ke angka 100 dengan rumus:
Nilai setiap indikator minat dan motivasi diinterpretasi berdasarkan pedoman penilaian menurut Arikunto (2012) untuk mengetahui tingkat minat dan motivasi belajar fisika siswa.

Tabel 3. kriteria tingkat minat dan motivasi belajar fisika siswa.

Nilai
Kriteria
80-100
Sangat Baik
66-79
Baik
56-65
Cukup
40-55
Kurang
<40
Kurang sekali







BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian ini berjudul “Deskripsi minat dan motivasi siswa di SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1 pada Materi Usaha dan Energi”.
Dalam penelitian ini ditekankan untuk mendeskripsikan minat dan motivasi belajar fisika. Hal ini dimaksudkan untuk melihat seberapa  besar tingkat minat belajar dan motivasi belajar siswa pada pelajaran fisika. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1. Peneliti menggunakan metode convenience sampling untuk mendapatkan sample yang sesuai dengan kriteria penelitian, maka sampel yang digunakan adalah 30 siswa kelas X IPS-1. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari hasil penyebaran angket minat dan motivasi yang dijadikan sampel pada penelitian. Serta menggunakan data hasil pengamatan yang dilakukan peneliti saat siswa belajar dikelas pada materi Usaha dan Energi.
Setelah menggunakan hasil penyebaran angket minat dan motivasi beserta hasil pengamatan dikelas peneliti melakukan deskripsi statistika dan deskripsi pengamatan terhadap minat dan motivasi belajar fisika. Hal ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada dan pembuktian hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini.

Analisis deskripsi dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah deskripsi statistika menggunakan SPSS.20  dengan sampel 30 siswa SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1. Deskripsi variable dalam statistika deskriptif yang digunakan dalam variabel ini meliputi mean, medium, mean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Satistika deskriptif menggambarkan karakter sample yang digunakan dalam penelitian ini berikut tabel statistika deskriptif:
N    Valid
Motivasi

30
Mean
62, 333
Median
61,0000
Std. Deviation
7,58553
Varianace
57,540
Minimum
48,00
Maximum
79,00

Berdasarakan data diatas nilai rata-rata minat belajar fisika 62,33%, dengan nilai median 61%, standar deviasi 7,58%, nilai minimum 48% dan,  nilai maksimum 79%,  dapat dikatakan bahwa minat belajar fisika siswa di SMA N 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 materi Usaha dan Energi masih dikategorikan cukup baik.
Terdapat empat indikator minat belajar siswa dapat dikatergorikan minat belajar siswa kelas X IPS-1 SMA N 2 kota Jambi pada materi usaha dan energi yaitu  indiaktor perasaan senang yaitu 80,16%, indikator perhatian dalalm belajar 76,66%, indikator Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik 76,83% dan, indikator manfaat dan fungsi  mata pelajaran 78,33%.

Tabel 5 . Deskripsi Data Angket Motivasi

N    Valid
Motivasi

30
Mean
45,1667
Median
47,0000
Std. Deviation
9,71342
Varianace
94,351
Minimum
25,00
Maximum
63,00
                       
Berdasarkan tabel deskriptif angket motivasi rata-rata statistika adalah 45,16%. Kriteria Motivasi belajar siswa tergolong kurang dibandingkan dengan hasil rata-rata statistika penyebaran angket minat. Rentang nilai tertinggi – terrendah yaitu 25,00% – 63,00%, dengan nilai median 47% dan standar deviasi 9,71%
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar fisika pada materi Usaha dan Energi dapat dilihat dalam indikator motivasi. Berdasarkan 6 indikator motivasi belajar yang dikemukakan (sofyan, 2014) persentase tiap indikator motivasi yang didapatkan yaitu hasrat dan keinginan berhasil  45,167%, dorongan dan kebutuhan dalam belajar 50,5%, harapan dan cita-cita masa depan 41,67%,  penghargaan dalam belajar 38,33%, kegiatan yang menarik dalam belajar 45,62% dan lingkungan belajar yang kondusif 41,667%.  Berdasarkan persentase 6 indikator motivasi belajajar tersebut jelas bahwa persentase dibawah 50% yang tergolong kurang.

Berdasarkan hasil pengamatan di SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1 hari selasa tanggal 19 Februari pada Materi Usaha dan energi ditemukan di dalam kelas pada umumnya tidak semua siswa yang memperhatikan, mendengarkan dan menaggapi saat guru fiska mengajar di kelas. Proses pembelajaran lebih cendrung pasif pembelajaran fisika dilakukan pada siang hari dan tidak tersedianya buku yang lengkap. Proses pembelajaran fisika pada kelas ini cendrung terjadi satu arah yang mana guru lebih aktif dari pada siswanya. Siswa  Kelas X IPS-1 termasuk dalam peminatan ilmu social dimana ilmu pengetahuan alam bertolak belakang dengan ilmu pengetahuan social.
       Kemudian terlihat pada saat pembelajaran fisika akan dimulai, siswa tidak langsung mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran akan tetapi masih terlihat siswa yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri, seperti mengobrol dengan teman mendiskusikan hal-hal di luar materi pelajaran fisika. Siswa kurang mandiri dalam mengerjakan soal latihan maupun tugas yang diberikan oleh guru, hal tersebut terlihat ketika guru memberikan soal latihan sebagian siswa hanya menunggu siswa lain atau guru mengerjakan soal tersebut. Siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapat maupun bertanya ketika ada persoalan yang kurang jelas dalam pembelajaran, terlihat siswa yang berani bertanya hanya siswa yang aktif di kelas tersebut.

Teknik perhitungan  data secara kuantitatif menggunakan  program SPSS.20  untuk mendeskripsikan data statistik guna menggambarkan data angket minat dan motivasi secara umum. Secara kualitatif peneliti melakukan pengamatan langasung dikelas. Kemudian dilakukan penyebaran angket minat dan motivasi di SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1 sebagai berikut:
a.     Minat
Berdasarakan deskripsi data diatas dapat dikatakan bahwa minat belajar fisika siswa di SMA N 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 materi Usaha dan Energi masih dikategorikan cukup baik. Ada beberapa indikator minat belajar siswa menurut Imran (2006)  Hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah, di antaranya:
1)        Perasaan senang
2)        Perhatian dalam belajar
3)        Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik
4)        Manfaat dan fungsi  matapelajaran
Dengan terdapat empat indikator minat belajar siswa dapat dikatergorikan minat belajar siswa kelas X IPS-1 SMA N 2 kota Jambi pada materi usaha dan energi  pencapaian indicator terendah adalah perhatian dalam belajar yaitu  76,66%. Di dalam hal ini minat belajar fisika siswa kelas X SMA N 2 Kota Jambi dikategorikan cukup baik.
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang terhadap pelajaran, maka dalam proses pembelajaran sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka akan memperhatikan objek dan  ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya dalam menjelaskan pelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2003:57) minat belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik – baiknya. Siswa akan segan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila siswa mempunyai minat belajar yang besar. Banyak siswa yang gagal karena tidak ada minat belajar dalam dirinya. Dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan   perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik apabila anak memiliki minat belajar yang besar. Siswa yang tidak memiliki minat belajar akan merasa malas dan tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarakan deskripsi data Penyebaran angket motivasi  belajar fisika siswa di SMA N 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 motivasi siswa diperoleh hasil rata-rata statistika adalah 45,16%. Kriteria Motivasi belajar siswa tergolong kurang dengan skala perhitungan--------, kemudian dibandingkan dengan hasil rata-rata statistika penyebaran angket minat motivasi jauh dibawah persentase minat belajar.
       Dari Hasil pengamatan  langsung dikelas yang di paparkan pada deskripsi temuan yang dilakukan pada hari selasa tanggal 19 Februari pada kelas X IPS-1 memperkuat bahwa pembelajaran mandiri siswa sangat rendah sehingga motivasipun rendah. Indikator motivasi tergolongkan dalam 6 aspek yaitu 1). Hasrat dan keinginan berhasil, 2). Dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3). Harapan dan cita-cita masa depan, 4). Penghargaan dalam belajar, 5). Kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6). Lingkungan belajar yang kondusif.
       Pada indikator  penghargaan dalam belaajar menunjukkan persentase terrendah dibandingkan 6 indikator lainnya yaitu 38,33%. Hasil wawancara dengan guru, prestasi belajar fisika siswa kelas X IPS-1 SMAN 2 Kota Jambi masih rendah. Ditinjau dari aspek kognitif siswa masih tergolong rendah dibandingkan aspek keterampilan dan sikap. Hal ini sesuai dengan motivasi belajar yang kurang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa terlihat pada hasil ujian semester gasal diperoleh nilai rata-rata 31,54 banyak siswa yang mendapatkan nilai Ujian semester gasal dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah, yaitu 70. Berdasarkan hasil penelitian motivasi belajar siswa SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1 pada materi Usaha dan Energy mempengaruhi hasil belajar siswa sesuai yang dikatakan Widoyoko (2009) Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh kuat salah satunya terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa.
Pada SMAN 2 Kota Jambi  kelas X IPS-1 minat belajar fisika tergolong cukup baik namun motivasi belajar fisika tergolong rendah serta berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pembelajaran. Sedangkan motivasi akan timbul jika individu memiliki minat yang besar. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Dikarenakan keberhasilan bergantung pada motivasi siswa motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.




BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis paparkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar siswa kelas X IPS-1 SMAN 2 Kota Jambi dikategorikan cukup baik, bisa dilihat dari empat indikator minat belajar siswa yaitu  indiaktor perasaan senang yaitu 80,16% indikator perhatian dalalm belajar 76,66% indikator Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik 76,83% dan indikator manfaat dan fungsi  mata pelajaran 78,33%. Sedangkan motivasi belajar siswa kelas X IPS-1 SMAN 2 Kota Jambi dikategorikan rendah karena persentase berdasarkan 6 indikator dibawah 55%. Yaitu didapatkan yaitu hasrat dan keinginan berhasil  45,167%, dorongan dan kebutuhan dalam belajar 50,5%, harapan dan cita-cita masa depan 41,67%,  penghargaan dalam belajar 38,33%, kegiatan yang menarik dalam belajar 45,62% dan lingkungan belajar yang kondusif 41,667%.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan :
1.        Diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Fisika khususnya materi Usaha dan Energi
2.        Disarankan kepada pihak lain untuk melalukan penelitian yang sama pada   materi yang berbeda sebagai hasil perbadingan untuk penelitian ini.


DAFTAR RUJUKAN


Adnyana, I. G. M., & Suyanto, W. (2013). Penggunaan EFI SCANNER sebagai media Pembelajaran untuk meningkatkan minat, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2).
Ahmad Susanto, M. P. (2016). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar: Kencana.
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan penabur, 7(10), 11-21.
Al-Mighwar, Muhammad. (2006). Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia
AR, Nasrun. (2015). Psikologi belajar. Al-fikrah: Jurnal Kependidikan Islam, 6.
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan penabur, 7(10), 11-21.
Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Dwijananti et al,. (2012). Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa Rsbi: Studi Kasus Di Rsmabi Se Kota Semarang. Universitas Negeri Semarang ISSN NO 2252-6935.
Hakim, L. (2009). Perencanaan pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Hakim, T. (2005). Belajar secara efektif: Niaga Swadaya.
Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan, 12(1), 90-96.
Imron, A. (1996). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Prenada Group
Muhson, A. (2009). Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 39(2).
Mulyana, Aina. Dkk. (2013). Hubungan Antara Persepsi, Minat, dan Sikap Siswa dengan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 19(2):315-330
Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP): Kencana.
Slameto . (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta

Sofyan, H., & Uno, H. B. (2004). Teori motivasi dan aplikasinya dalam penelitian. Gorontalo: Nurul Jannah.
Suhandi, A., & Wibowo, F. (2012). Pendekatan multirepresentasi dalam pembelajaran usaha-energi dan dampak terhadap pemahaman konsep mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8(1).
Saregar, A. (2016). Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum Dengan Memanfaatkan Media Phet Simulation Dan Lkm Melalui Pendekatan Saintifik : Dampak Pada Minat Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 53–60.
Sari, Ira Nofita. Dkk. Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas. JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains). 4(2):108-114
Wahyuningsih, daru et al. (2013). Pengembngan media pembelajaran fisika menggunakan ular tangga ditinjau dati motivasi belajar siswa kelas viii materi gaya. Universitas senelas maret. Jurnal pendidikan fisika. Vol. 1, No. 1. ISSN:2338-0691 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Hubungan dan pengaruh

Indikator minat

Proposal PTK

Artikel PTK