Laporan PTK
DESKRIPSI MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS X IPS-1 SMA N 2 KOTA JAMBI PADA MATERI
USAHA DAN ENERGI
Laporan Prasurvei
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah PTK
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
ANGGUN
PRIHATINI (RSA1C315007)
NURFADILLAH
(RSA1C315013)
RIZKY
MAYANG. A (RSA1C315015)
DEPIE
EKA SINTIA (RSA1C315023)
SUMARYANTI (RSA1C315024)
Dosen Pengampu:
Drs. M. Hidayat, M. Pd
Syarkowi, M.pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya tim penulis telah dapat menyelesaikan laporan ini Yang berjudul “DESKRIPSI MOTIVASI
DAN MINAT BELAJAR FISIKA SISWA KELAS
X IPS-1 SMA N 2 KOTA JAMBI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI”. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak sedikit bantuan
yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
pada kesempatan ini tim penulis dengan tulus ikhlas
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Syarkowi, M.Pd selaku dosen
pengampu yang telah memberikan pengarahan yang sangat berarti dan bermanfaat, sehingga
tim penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam laporan ini tak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan,
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, 28 Maret 2018
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan
tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan.
Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi
dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan ke arah peningkatan kualitas diri. Seseorang yang telah mengalami proses belajar akan
mengalami perubahan tingkah laku baik dalam kebiasaan (habit),
kecakapan-kecakapan (skills) atau dalam tiga aspek yaitu pengetahuan
(kognitif), sikap (affektif), dan ketrampilan (psikomotor) (NasrunAr, 2015) Pada
pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan
pendidikan yang akan dicapai karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan
merupakan tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan
pendidikan nasional disesuaikan dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan
Bangsa Indonesia sehingga tujuan pendidikan bersifat dinamis.
Fisika
merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Saregar, 2016). Fisika memaparkan tentang
fenomena alam yang berbentuk fisik yang membutuhkan pemahaman tingkat tinggi
yang komprehensif. Tujuan pembelajaran fisika pada hakikatnya adalah untuk
mengantarkan pemahaman siswa menguasai konsep-konsep dan keterkaitannya untuk
dapat memecahkan masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dikatakan
paham apabila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran,
baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui
pengajaran, buku, atau layar computer.
Di
sekolah, tujuan pendidikan dioperasionalkan menjadi tujuan pembelajaran dari
bidang studi yang diberikan guru di kelas, diantaranya pembelajaran fisika yang menggiring siswa
memiliki kemampuan berpikir obyektif, kritis, cermat, analitis dan logis. Untuk
memenuhi tujuan tersebut, kemampuan utama yang harus dimiliki setiap peserta
didik adalah kemampun matematis
dan analisis. Pencapaian tujuan pendidikan dalam pembelajaran fisika dapat dinilai salah
satunya dari keberhasilan siswa dalam memahami konsep fisika dan memanfaatkan
pemahaman ini untuk menyelesaikan persoalan dalam fisika dan diukur dengan tes
hasil belajar siswa. Hasil belajar ini merupakan prestasi belajar fisika
Keberhasilan dalam
pembelajaran dapat diawali dengan minat dan motivasi terhadap apa yang ingin
dipelajarai. Motivasi untuk belajar fisika di SMA masih minim dibandingkan dengan belajar ilmu
pengetahuan lainnya. Hal ini relevan
dengan hasil penelitian (Dwijananti et al,. 2012) Faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar fisika untuk aspek Motivasi, kuat menyebabkan
kesulitan dalam belajar yaitu perhatian teradap pembelajaran fisika 52,68% dan
usaha untuk belajar fisika 61,35%. Sehingga motivasi belajar siswa SMA pada
materi fisika tergolong rendah dan dapat
menyebabkan kesulitan dalam belajar fisika.
Dalam Pembelajaran guru dituntut agar
dapat memotivasi siswa sehingga muncul kegiatan atau usaha yang timbul pada
siswa dan tergerak melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan Sardiman (dalam Wahyuningsih, dkk. 2013: 12) “Memberikan
motivasi kepada seseorang siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan
sesuatu atau ingin melakukan sesuatu”. Siswa juga dituntut agar menciptakan
kesadaran untuk memotivasi diri sendiri agar terwujud hal yang ingin dicapai.
Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu
termotivasi dan ingin terus belajar. Sehingga peranan motivasi belajar
mempunyai peranan besar terhadap keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Kemudian, setelah
adanya motivasi yang diberikan guru maka akan munculah minat belajar atau
keinginan untuk belajar. Minat belajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya
seorang anak menaruh minat terhadap bidang kesenian, maka ia akan berusaha
untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
Berdasarkan hasil
observasi awal di SMAN 2 Kota Jambi pada kelas X IPS I diperoleh hasil bahwa
nilai ujian semester Gasal rata-rata 31,54 Sedangkan nilai KKM untuk mata
pelajaran Fisika adalah 70 Nilai kognitifnya rata-rata rendah dibandingkan
dengan nilai keterampilan dan sikap. Kemudian dilakukan survey di kelas di
peroleh hasil bahwa saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang
tidak memperhatikan gurunya sedang menjelaskan materi Usaha dan Energi.
Kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar dangan mengajar jelas
terlihat karena tidak adanya interaksi dua arah antara guru-siswa dan
sebaliknya. Serta mata pelajaran yang diampuh merupakan mata pelajaran lintas
minat bagi siswa kelas X IPS1 yakni mata pelajaran Fisika. Namun tuntutan dalam
pembelajaran fisika lintas minat ini pun sama halnya dengan tuntutan mata
pelajaran fisika wajib sehingga, siswa X
IPS1 harus mampu mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Permendikbut
No.24 (2014) “Peminatan Pada Pendidikan Menengah” Lintas Minat adalah program
kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok
mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. Mata pelajaran lintas minat di
SMA/MA diambil dari luar kelompok peminatan akademiknya. Jadi, siswa peminatan
IPS akan mengambil mata pelajaran peminatan IPA. Dalam hal ini salah satunya
adalah mata pelajaran Fisika.
Latar belakang
yang penulis paparkan tersebut mendorong penulis untuk melakukan kajian lebih
spesifik mengenai motivasi dan
minat belajar fisika. Hal ini menjadi pondasi agar tujuan dari pembelajaran
dapat terlaksana, dan berdampak pada hasil belajar fisika Sehingga penulis
melakukan pengambilan data untuk hasil laporan prasurvei yakni Motivasi dan
Minat Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 2 Kota Jambi pada Materi Usaha dan
Energi.
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas maka pokok permasalahan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
·
Bagaimana hasil Motivasi dan Minat Belajar Fisika Siswa Kelas X
SMA N 2 Kota Jambi pada Materi Usaha dan Energi
?
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan
menguji :
1.
Hasil
Motivasi dan Minat Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 2 Kota Jambi pada Materi Usaha
dan Energi
2.
Keefektifan belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 2 Kota Jambi pada Materi
Usaha dan Energi
Manfaat penelitian proposal ini adalah :
1. Sebagai
bahan pertimbangan bagi guru atau calon guru dalam proses pembelajaran pada
materi Usaha dan Energi
2. Bagi siswa
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk membenahi diri dalam
meningkatkan aktivitas belajar terutama dalam mempelajari materi Usaha dan Energi
BAB II
KAJIAN
TEORITIK
Kata atau istilah
belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara luas, namun
dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi
yang berbeda-beda, walaupun secara praktis masing-masing kita sudah sangat
memahami apa yang dimaksud belajar tersebut. Gegne menyimpulkan bahwa segala
sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu
keterampilan motoris, informasi verbal, kemampuan intelektual, kemampuan
intelektual, strategi kognitif, dan sikap. Sedangkan menurut teori Gestalt,
belajar adalah suatu proses perkembangan, artinya kodrat jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses pembelajaran,
maka tentunya minat yang diharapkan adalah minat yang timbul dengan sendiri,
tanpa ada paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih aktif dan baik.
Akan tetapi tidak jarang siswa megikuti pelajaran dikarenakan terpaksa atau
karena adanya suatu, sementara siswa tidak menaruh minat terhadap pembelajaran
tersebut. Seharusnya siswa mengetahui akan minatnya, karena tanpa tahu apa yang
diminatinua, maka tujuan belajar yang diinginkan tidak akan tercapai dengan
baik. Untuk menjaga minat dari siswanya seorang guru sudah seharunya memelihara
minat siswanya. (Ahmad Susanto, 2016).
Adapun menurut (Suhandi & Wibowo, 2012)
diketahui bahwa belajar merupakan segala pemindahan informasi yang akan
menimbulkan pengetahuan baru yang merupakan hasil dari berfikir manusia yang
diterima dan menghubungkannya dnegan pengetahuan yang lama pada struktur
kognitif. Kemudian Pemahaman tentang cara belajar menurut (Sani, 2013)
dapat membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif.
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahasa sasaran sebagai pengantar
secara lisan tanpa harus membaca dan menulis.kegiatan dapat memanfaatkan gambar
tanpa bergantung pada terjemahan. Guru memulai kepada peserta didik untuk
berpartisipasi. Sedangkan menurut (L. Hakim, 2009) belajar
adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan pada diri seseorang yang berlaku
relative lama disertai dengan usaha orang tersebut dari tidak mampu menjadi
mampu. Perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan fisik, namun perubahan
tingkah laku yang terjadi sebagai akibat latihan dan pengalaman dalam
pengumpulan sejumlah pengetahuan.
Kata pembelajaran
merupakan gabungan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar
secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sedangkan mengajar
secara intruksional dilakukan oleh seorang guru. Kegiatan belajar adalah dalam
rangka mengorganisasi lingkungan (Ahmad Susanto, 2016).
Makna proses
pembelajaran menurut (Sanjaya, 2008)
adalah berproses pada siswa. Sehingga siswa tidak dianggap sebagai objek
belajar uang dapat diatur dan dibatasi oleh kemauan guru, melainkan siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan
yang dimilikinya. Oleh karena itu, materi apa yang seharusnya dipelajari dan
bagaimana cara mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan oleh keinginan guru,
akan tetapi memperhatikan setiap perbedaan siswa. Kemudian karakteristik
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka proses pembelajaran bisa
terjadi dimana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa
dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat
materi pelajaran.
Dalam proses
pembelajaran (Widoyoko, 2009)
mengatakan terdapat dua kegiatan yang terjadi dalam saatu kesatuan waktu dnegan
pelaku yang berbeda. Pelaku belajar adalah siswa sedangkan pelaku pengajarr
adalah guru. Maka proses pembelajaran terjadi hubungan yang interaktif antara
guru dengan siswa dalam ikatan tujuan instruksional.
Menurut (Hamdu & Agustina, 2011) pada
dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku saeseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Sama
halnya (Yuniastuti, 2016) motivasi
adalah suatu pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang kedalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut (Adnyana & Suyanto, 2013)
motivasi merupakan aspek penting dari pelajaran dan pembelajaran. seorang guru
dapat merencanakan pembelajaran yang sempurna diurutkan dengan baik namun gagal
dalam mengajar sehingga siswa menjadi bosan dan jenuh karena pembelajaran yang
pasif. Guru perlu strategi untuk meningkatkan motivasi atau menarik perhatian
peserta didik dan mempertahankannya sepanjang pelajaran. Semakin tinggi
motivasi belajar maka akan semakin lama perilaku yang berkaitan dengan belajar.
Sehingga motivasi merupakan sesuatu yang penting didalam belajar. Motivasi
mengacu pada proses pencapaian tujuan dimana aktivitas terarah dan
berkelanjutan. Motivasi berdampak pada semua kegiatan kelas karena motivasi
dapat mempengaruhi perilaku baru dan kinerja dari perilaku yang dipelajari
sebelumnya.
Pernyataan ini
diperkuat dengan pernyataan dari (Widoyoko, 2009) Motivasi
belajar siswa memiliki pengaruh kuat salah satunya terhadap keberhasilan proses
maupun hasil belajar siswa. Salah satu indicator kualitas pembelajaran adalah
adanya semangat maupun motivasi belajar dari siswa. Motivasi juga memiliki
pengaruh terhadap perilaku belajar siswa yaitu motivasi mendorong meningkatnya
semangat dan ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan yang
penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar untuk
melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi
yang lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu potensi
yang ada pada individu yang terbentuk dari pengalaman, sedangkan motivasi
adalah kondisi dengan kejadian yang diamati oleh individu, sehingga mendorong
mengaktifkan perilaku menjadi tindakan nyata. Akan tetapi tidak semua siswa
dapat termotivasi melalui proses pembelajaran didalam kelas.
Menurut (T. Hakim, 2005)
faktor-faktor yang memperngaruhi atau menentukan keberhasilan belajar yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
terdapat di dalam diri individu itu sendiri. Contohnya kesrhatan jarmani, dan
rohani, kecerdasan, daya ingat, kemauan dan bakat. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang terdapat diluar diri individu itu sendiri. Contohnya
keadaan lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan semua yang berhubungan dengan
lingkungan. Motivasi belajar siswa dapat dibangkitkan dengan cara mengusahakan
agar siswa memiliki motif intrinsic dalam belajar. Motif intrinsic yaitu motif
yang mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan tertentu. Caranya menimbulkan
motif intrinsic yaitu sebagai berikut:
a. Memahami
manfaat yang diperoleh dari setiap pelajaran.
b. Memilih
bidang studi yang paling disenangi sesuai dengan minat.
c. Memilih
jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan pengetahuan.
d. Memilih
bidang studi yang paling menunjang masa depan.
Selain meningkatkan motivasi belajar
intrinsic dapat juga menciptakan motif ekstrinsik, karena motivasi belajar para siswa akan semakin baik
jika mereka memiliki motivasi belajar, yaitu:
a. Keinginan
mendapat nilai ujian yang bagus.
b. Keinginan
menjadi juara kelas.
c. Keinginan
menjaga diri.
d. Keinginan
untuk menang.
e. Keinginan
menjadi siswa teladan.
Sebaiknya motivasi
belajar dapat ditimbulkan dan dikembangkan dengan kesadaran sendiri tanpa
tergantung pada faktor-faktor luar. Jika motivasi belajar luar seperti dorongan
dari orang tua, guru, atau teman, biasanya motivasi belajar siswa cenderung
tidak stabil, maka motivasi belajar siswa cenderung lemah. Jika tidak didorong
maka akan timbul ganguan emosi karena masalah pribadi. Akan tetapi selama siswa
tersebut mempunyai kemauan dan motivasi yang tinggi selama itu juga segala
hambatan dan kesulitan dalam proses belajar dapat diatasi setidaknya dicegah
agar tidak sampai menimbulkan hal-hal yang merugikan.
Menurut (Sofyan & Uno, 2004)
untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dapat melihat dari indicator motivasi
yaitu sebagai berikut:
a.
hasrat
dan keinginan berhasil,
b.
dorongan
dan kebutuhan dalam belajar,
c.
harapan
dan cita-cita masa depan,
d.
penghargaan
dalam belajar,
e.
kegiatan
yang menarik dalam belajar, dan
f.
lingkungan
belajar yang kondusif.
Menurut
secara psikologis (Ahmad Susanto, 2016)
banyak dipengaruhi oleh perasaan senang dan tidak senang terbentuk pada setiap
fase perkembangan merupakan faktor yang beroengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan belajar. Ini dapat diartikan bahwa minat akan berdampak terhadap
kegiatan yang dilakakukan seseorang. Dalam hubungannya terhadap kegiatan
belajar, minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa, hal ini dikarenakan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam kegiatan
belajar itu sendiri.
Sardiman dalam (Mulyana,2013:318)
mengemukakan bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat sesuatu ciri atau arti yang memiliki hubungan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat
seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu
mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan, bahwa
minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya
disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu.
Adapun menurut Al-Mighwar (2006:113) minat
adalah perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan
lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Demikian juga
Djaali (2013:121) menjelaskan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Jahja (2015:63) minat
memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut:
1. Minat
bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang
lain
2. Minat
menimbulkan efek diskriminatif
3. Erat
hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi dan mempegaruhi motivasi.
4. Minat
merupakan sesuatu yang dipelajari buka bawaan lahir dan dapat berubah
tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode
Adapun
factor yang meliputi minat, sebagai berikut “
1. Kebutuhan
fisik, sosial, dan egoistis
2. pengalaman
1. Perasaan
senang
2. Perhatian
dalam belajar
3. Bahan
pelajaran dan sikap guru yang menarik
4. Manfaat
dan fungsi matapelajaran
Berdasarkan
karakter guru yang dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa menurut (Aritonang, 2008) yaitu
sabar, senyum, sapa, santun, menghargai kekurangan siswa, adil, baik dan
disiplin. Sedangkan peran dari cara mengajar guru untuk meningkatkan motivasi
dan minat siswa yaitu menarik perhatian siswa, membuat tujuan yang jelas dan
mengakhiri pelajaran dengan berkesan. Adapun langkah-langkah membangkitkan
minat dan motivasi belajar siswa sesuai dengan suasana kelas yang tenang dan
nyaman tersebut adalah:
a. Memperhatikan
kelas. Dengan menyuruh siswa untuk menghapus papan tulis dan memungut
sampah-sampah yang berserakan.
b. Mengatur
bangku dan kursi. Untuk berdiskusi salama belajar siswa diberitahu untuk
mengatur bangku.
c. Menggunakan
musik. Saat belajar atau mengerjakan latihan dapat memasang music klasik dengan
volume yang pas untuk didengar sehingga tercipta suasana nyaman.
d. Menyelenggarakan
pameran. Memajang karya siswa dapat perseorangan atau kelompok.
e. Menempelkan
peraturan. Seperti dilarang membuang sampah dilingkungan belajar.
f.
Membuat panggung boneka.
Siswa dapat menampilkan permainan untuk mengekplor potensi yang dimiliki.
Sedangkan untuk meningkatkan motivasi
dan minat dengan menggunakan fasilitas belajar berupa alat peraga yaitu:
a. Memilih
alat peraga yang akan digunakan sesuai dengan materi pelajaran.
b. Menggunakan
fasilitas belajar (LCD, PPT dan Papan tulis) yang ada dikelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.
c. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk menggunakan fasilitas belajar yang ada dikelas dengan
cara memberikan tugas persentasi.
d. Menggunakan
kaset, tv, atau film.
Seorang guru
menurut (Ahmad Susanto, 2016)
yang menguasai materi dapat memberikan kepuasan pada peserta didik dan juga
memudahkan peserta didik dalam menerima penjelasan yang diberikan oleh guru.
Namun sebaliknya guru yang kurang atau tidak menguasai materi pelajaran akan
menyulitkan siswa dalam menerima penjelasan yang diberikan oleh guru, karena
guru memberikan penjelasan tidak tugas dan kurang sistematis. Guru yang
menguasai materi pelajaran serta dapat menyampaikan materi dengan baik dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Materi pelajaran merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari oleh
siswa harus dipersiapkan dengan baik untuk disampaikan kepada siswa.
A. Usaha (Kerja)
Pengertian usaha dalam fisika
mempunyai definisi yang lebih spesifik dibandingkan dengan pengertian usaha
sehari-hari. Bila kita mendorong benda sehingga berpindah tempat, maka
dikatakan kita melakukan usaha, tetapi bila benda itu kita junjung di atas
kepala lalu bergerak ke depan, maka tidak ada usaha yang kita lakukan pada
benda itu, walaupun kita menjadi lemah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata usaha dapat diartikan sebagai
kegiatan dengan mengerahkan tenaga atau pikiran untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam fisika, usaha menyangkut tenaga atau energi. Sebagai contoh, saat kita
mengangkat suatu benda. Untuk mengangkatnya, kita harus mengeluarkan sejumlah
energi atau tenaga. Untuk menarik benda kita juga mengeluarkan energi. Usaha memiliki definisi khusus dalam fisika.
Gambar 2 menunjukkan gaya F
menyebabkan benda bergerak sejauh s.
Jika benda diberikan gaya sebesar F
sehingga benda berpindah sejauh s,
usaha yang dilakukan oleh gaya F
didefinisikan sebagai
Keterangan :
F = gaya
(N)
s =
perpindahan (m)
W = usaha (Nm = joule)
Gambar
2. Gaya F menyebabkan benda bergerak
sejauh s.
Gambar 3 menunjukkan gaya F
yang bekerja pada benda dengan membentuk sudut θ terhadap perpindahan s.
Besar usaha yang dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan persamaan :
Keterangan:
F = gaya (N)
S = perpindahan (m)
W = usaha (Nm = joule)
= sudut
antara gaya dan perpindahan benda ( )
Gambar
3. Gaya F membentuk sudut θ
terhadap perpindahan s
B.
Energi
Secara umum dapat dikatakan bahwa energi adalah kemampuan untuk
melakukan usaha. Suatu sistem (manusia, hewan, benda) dikatakan mempunyai
energi jika mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha.
1) Energi Potensial
Suatu benda dapat menyimpan energi karena kedudukan atau posisi
benda tersebut. Sebagai contoh, suatu beban yang diangkat setinggi h akan memiliki energi potensial,
sementara busur panah yang berada pada posisi normal (saat busur itu tidak
direnggangkan) tidak memiliki energi potensial. Dengan demikian, energi
potensial adalah energi yang tersimpan dalam suatu benda akibat kedudukan atau
posisi benda tersebut dan suatu saat dapat dimunculkan.
Energi potensial terbagi menjadi tiga, yaitu energi potensial
konstan, energi potenisal gravitasi newton, dan energi potensial elastis.
Energi potensial gravitasi ini timbul akibat tarikan gaya gravitasi bumi yang
bekerja pada benda.
a.
Energi Potensial Gravitasi Konstan
Energi potensial gravitasi konstan
didefinisikan sebagai:
Keterangan:
Ep = energi potensial (joule)
M = massa benda (kg)
α = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = tinggi benda (m)
b.
Energi Potensial Gravitasi Newton
Energi potensial gravitasi newton adalah energi potensial gravitasi
antara dua benda angkasa. Energi ini dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Ep = Energi potensial gravitasi
G = gravitasi
M = massa planet
m = massa benda
r
= jari-jari
Tanda negatif dalam persamaan menunjukan bahwa untuk memindahkan
suatu benda dari posisi tertentu ke posisi lain yang jarak nya lebih jauh dari
pusat planet diperlukannya energi. Gambar 4 menunjukkan benda yang memiliki
energi potensial gravitasi pada ketinggian tertentu.
Gambar
4. Benda yang memiliki Ep gravitasi pada ketinggian tertentu.
c. Energi Potensial Elastis
Energi potensial elastis adalah energi yang tersimpan di dalam
benda elastis karena adanya gaya tekan dan gaya regang yang bekerja pada benda. Besar usaha yang dilakukan
oleh gaya pegas itu dituliskan dengan persamaan :
2)
Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya.
Anak panah yang lepas dari busurnya memiliki energi kinetik sehingga anak panah
dapat melakukan usaha, yaitu menancap pada target. Energi kinetik bergantung
pada massa dan kelajuan benda.
Gambar 5 menunjukkan sebuah benda bermassa m yang diam pada permukaan licin (tanpa gesekan). Ketika gaya
konstan F diberikan selama benda
menempuh jarak x, benda akan bergerak
dengan percepatan tetap a sampai
mencapai kecepatan akhir v. Usaha yang
dilakukan pada benda seluruhnya
diubah menjadi energi
kinetik benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau EK = F.s
Persamaan kecepatan pada GLBB
Persamaan perpindahan pada GLBB
Energi kinetik dapat ditulis dengan
Sehingga
rumus energi kinetic
Keterangan:
Ek =
energi kinetik (J)
M =
massa (kg)
V =
kecepatan (m/s)
3)
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Dalam proses melakukan usaha, benda melakukan usaha untuk
memindahkan energi yang dimilikinya ke benda lain. Energi mekanik terdiri atas
energi kinetik dan energi potensial.
Gambar
6. Em Benda dalam bentuk Ep dan Ek dapat diubah menjadi Usaha (Berta Rahardian F, dkk)
Beban yang ditarik sampai pada ketinggian h memiliki energi mekanik dalam bentuk energi potensial. Gambar 6
menunjukkan saat tali yang menahan berat beban digunting, energi berubah
menjadi energi kinetik. Selanjutnya, saat beban menumbuk pasak yang terletak di
bawahnya, beban tersebut memberikan gaya yang menyebabkan pasak terbenam ke
dalam tanah. Beban itu dikatakan melakukan usaha pada pasak.
Dengan demikian, energi mekanik dapat didefinisikan sebagai jumlah
energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh suatu benda atau disebut
dengan energi total. Besarnya energi mekanik suatu benda selalu tetap,
sedangkan energi kinetik dan energi potensialnya dapat berubah-ubah. Secara
matematis dapat dituliskan :
Gambar 7 menunjukkan Saat beban berada di ketinggian h1, energi potensial gravitasinya adalah Ep1 dan energi kinetiknya Ek1. Saat
benda mencapai ketinggian h2, energi potensialnya
dinyatakan sebagai Ep2 dan energi kinetiknya Ek2. Perubahan energi kinetik dan energi potensial benda adalah usaha yang dilakukan gaya pada benda. Dengan
demikian, dapat dituliskan:
Gambar
7. Perubahan Ep dan Ek pada saat benda berada
pada ketinggian h1 (Berta Rahardian, dkk)
Pembuatan
proposal
|
Instrumen
yang telah valid dari Dewi sasmita pasaribu
|
Tahap
2
|
Data
hasil wawancara dan dokumentasi ditranskip ke dalam teks naratif
|
Data
hasil angket dianalisis dengan statistik deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel
|
Tahap
4
|
Tahap
5
|
Pembuatan
laporan penelitian
|
Dokumentasi
suasana pembelajaran fisika di SMAN 2 Kota Jambi
|
Pemberian
Angket kepada mahasiswa dan dokumentasi
|
Tahap 3
|
Observasi
awal terhadap mata pelajaran fisika di SMAN 2 Kota Jambi
|
Mencari literatur (buku b.indo
& b.ing, jurnal b.ind & b.ing)
|
Tahap 1
|
Mengetahui
minat dan motivasi siswa terhadap mata pelajaran Fisika di SMA N 2 Kota Jambi
|
1)
Ira nofita Sari dalam
jurnalnya berjudul “Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas”
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh minat dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten
Sambas menunjukkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,46 yang berarti bahwa
46% prestasi belajar fisika siswa dipengaruhi oleh minat dan motivasi belajar
sedangkan sisanya sebesar 54% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
2)
Ghullam Hamdu dan
Lisa Agustina dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar” menunjukkan hasil dari
data-data di proses melalui perhitungan statistic dan korelasi rata-rata,
didapat melalui penggunaan SPSS 16.0. Data menunjukkan interprestasi tingkat
reliabilitas tinggi besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
belajar IPA adalah sebesar 48,1%.
3)
Keke T.Aritonang dalam
penelitiannya berjudul “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa” menunjukkan faktor utama yang mempengaruhi minat dan motivasi belajar
adalah cara mengajar guru, karakter guru, suasana kelas tenang dan nyaman, dan
fasilitas belajar yang digunakan. Selaras dengan temuan yang diperoleh,
penelitian ini memberikan saran operasional bagaimana meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa.
Berdasarkan
deskripsi teori dan kerangka berfikir diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian,
yaitu bahwa terdapat hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap minat
belajar siswa.
BAB III
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan di SMA Negeri 2 kelas X
IPS-1 Kota Jambi. Adapun waktu penelitian ini
dilakukan pada tanggal 19 Februari 2018.
Penelitian ini menggunakan metode mix
methode yaitu gabungan penelitian kuantitatif dan kualitatif bertujuan untuk
mengetahui deskripsi minat belajar siswa dan motivasi belajar siswa kelas X IPS-1 di SMA N 2 Kota Jambi.
Desain penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah
desain penelitian survey.
Dalam penelitian ini menggunakan
metode survey meneliti meneliti karakteristik untuk membuktikan hubungan sebab
akibat antar variabel tanpa adanya intervensi dari peneliti. Metode survey
dapat dilakukan dalam bidang produksi, usaha tani, sosial, politi,
administrasi, pendidikan, dan lain – lain sebagainya.
Populasi merupakan
sejumlah individu yang setidaknya mempunyai
satu ciri atau sifat yang sama. Populasi juga
dapat dikatakan bahwa atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarattertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi
adalah siswa kelas X SMA N 2 Kota Jambi.
Sampel ialah
sebagian dari populasi, Sampel
dapat dikatakan sejumlah individu yang jumlahnya
kurang dari populasi atau bagian dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel harus mempunyai
paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat
pengkhususan. Teknik pengambilan sampel pada
penelitain ini adalah dnegna menggunakan convenience
sampling. convenience sampling adalah
pengambilan sampel didasrkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk
mendapatkannya. Sampel diambil atau dipilih karena sampel tersebut ada pada
tempat dan waktu yang tepat. Jadi sampel pada penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas X IPS-1 SMA N 2 Kota Jambi.
Dalam penelitian menggunakan metode
survey meneliti meneliti karakteristik untuk membuktikan hubungan sebab akibat
antar variabel tanpa adanya intervensi dari peneliti. Metode survey dapat
dilakukan dalam bidang produksi, usaha tani, sosial, politi, administrasi,
pendidikan, dan lain – lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2006 ) Adapun langkah – langkah dalam
penelitian survei ini adalah
1. Membentuk hipotesis awal, mentukan
jenis survey yang akan dilakukan apakah melalui instrumen yang dikirim melalui
surel, wawancara, atau telepon, membuat daftar pertanyaan, menetukan kategori
responden dan menetukan seting penelitian.
2. Merencanakan cara pengolahan data
dan melakukan pengujicobaaan instrumen yang telah dipersiapkan
3. Menentukan target populasi dan
menetapkan sample yang akan diteliti, menyusun kerangka penetapan sample,
menetukan besarnya sample dan menetapkan sample.
4. Menetukan lokasi responden dan
mengumpulkan data
5. Mengolah data dengan perangkat yang
telah ditentukan dan melakukan pengujian hipotesis statistik.
6. Menjelakan metode yang digunakan dan
menjabarkan hasil penemuan untuk mendapatkan kritik, serta melakukan evaluasi.
Berdasarkan langlah – langkah
penelitian survei diatas, pada penelitian ini dilakukan dua tahap penelitian
yaitu:
a.
Tahap Persiapan
Tahap
persiapan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menentukan studi
pendahuluan berupa identifikasi masalah, mencari berbagai sumber literatur,
serta mengidentifikasi jumlah populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 02 Kota Jambi, dan jumlah sampel yang akan
diteliti adalah seluruh siswa kelas X IPS 1.
Menentukan
rancangan survei dan prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
angket. Angket yang digunakan adalah angket Minat
dan Motivasi yang diadopsi dari Skripsi Dewi Sasmita Pasaribuan .
b. Tahap
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
peneliti mengumpulkan data dengan menyebar angket ke sampel yang telah
peneliiti tentukan yaitu siswa kelas X
IPS-1 Kota Jambi, kemudian menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan data yang telah didapatkan.
Setelah di lakukan analisis data dan
diperoleh hasil dari analisis data, peneliti mendeskripsikan temuan-temuan
masalah sehingga penulis mampu
menjawab permasalahan penelitian dan mampu
menjelaskan pencapaian tujuan penelitian.
Pengumpulan data
dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan,
akurat dan reliabel. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menyebarkan angket kepada sampel penelitian.
Sugiyono (2010: 193) berpendapat bahwa terdapat dua
hal utama yang mempengaruhi
kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas
pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrument. Kualitas
pengumpulan data
berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
memberikan seperangkat pernyataan tertulis yaitu dengan memberikan angket ke sampel
penelitian yang telah ditentukan yakni siswa kelas X IPS-1 Kota Jambi.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui deskripsi minat dan motivasi belajar siswa kelas X IPS-1 SMA N Kota Jambi. Sehingga instrumen yang digunakan peneliti pada penelitian
ini adalah angket minat dan angket motivasi belajar fisika siswa. Pengisian
angket dilakukan dengan memberi tanda checklist
(√) pada kolom pilihan untuk menunjukan kecenderungan sikap siswa yang dapat
mendeskripsikan minat dan motivasi belajar
siswa selama melaksanakan pembelajaran fiiska.
Angket
yang digunakan terdapat empat pilihan kemungkinan jawaban. Indikator minat damn
motivasi belajar fiiska siswa disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Indikator angket minat
No
|
Indikator minat belajar siswa
|
Nomor Pertanyaan
|
Jumlah
|
1
|
Perasaan senang
|
1,2,3,4,5
|
5
|
2
|
Perhatian dalam belajar
|
7,8,14,15,16,17
|
6
|
3
|
Bahan pelajaran dan
sikap guru yang menarik
|
6,9,10,19,20
|
5
|
4
|
Manfaat dan fungsi
matapelajaran
|
12,13,18,11
|
4
|
Tabel 2. Indikator angket motivasi
No
|
Indikator motivasi belajar siswa
|
Nomor Pertanyaan
|
Jumlah
|
1
|
Hasrat dan
keinginan
|
1,3,4,6,8
|
5
|
2
|
Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
|
5,7,11,15,2
|
5
|
3
|
Harapan dan
cita-cita
|
9,13,21
|
3
|
4
|
Penghargaan dalam
belajar
|
10,12,18,19,20
|
5
|
5
|
Kegiatan yang
menarik
|
14,16,17,22
|
4
|
6
|
Lingkungan belajar
|
25,24
|
2
|
Analisis
data yang digunakan pada penelitian ini
dengan Penskoran angket minat dan motivasi belajar dengan
berpedoman pada skala Likert, siswa dapat
memlilh jawaban dari empat pilihan jawaban yaitu 1
(Sangat Tidak Setuju), 2 (Tidak Setuju), 3 (Setuju), 4 (Sangat Setuju). Skor setiap indikator minat dan motivasi
dikonversi ke angka 100 dengan rumus:
Nilai setiap indikator minat dan motivasi
diinterpretasi berdasarkan pedoman penilaian menurut Arikunto (2012) untuk
mengetahui tingkat minat dan motivasi
belajar fisika siswa.
Tabel 3. kriteria tingkat minat dan motivasi belajar fisika siswa.
Nilai
|
Kriteria
|
80-100
|
Sangat Baik
|
66-79
|
Baik
|
56-65
|
Cukup
|
40-55
|
Kurang
|
<40
|
Kurang sekali
|
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini dilakukan di SMAN 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 dengan jumlah siswa 30
orang. Penelitian ini berjudul “Deskripsi minat dan motivasi siswa di SMAN 2
Kota Jambi Kelas X IPS-1 pada Materi Usaha dan Energi”.
Dalam
penelitian ini ditekankan untuk mendeskripsikan minat dan motivasi belajar
fisika. Hal ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar tingkat minat belajar dan motivasi
belajar siswa pada pelajaran fisika. Objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1. Peneliti
menggunakan metode convenience sampling untuk
mendapatkan sample yang sesuai dengan kriteria penelitian, maka sampel yang
digunakan adalah 30 siswa kelas X IPS-1. Data yang digunakan dalam penelitian
ini diambil dari hasil penyebaran angket minat dan motivasi yang dijadikan
sampel pada penelitian. Serta menggunakan data hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti saat siswa belajar dikelas pada materi Usaha dan Energi.
Setelah
menggunakan hasil penyebaran angket minat dan motivasi beserta hasil pengamatan
dikelas peneliti melakukan deskripsi statistika dan deskripsi pengamatan
terhadap minat dan motivasi belajar fisika. Hal ini digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yang ada dan pembuktian hipotesis yang terdapat dalam
penelitian ini.
Analisis
deskripsi dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah deskripsi
statistika menggunakan SPSS.20 dengan
sampel 30 siswa SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1. Deskripsi variable dalam
statistika deskriptif yang digunakan dalam variabel ini meliputi mean, medium,
mean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Satistika deskriptif
menggambarkan karakter sample yang digunakan dalam penelitian ini berikut tabel
statistika deskriptif:
N
Valid
|
Motivasi
|
|
30
|
Mean
|
62, 333
|
Median
|
61,0000
|
Std. Deviation
|
7,58553
|
Varianace
|
57,540
|
Minimum
|
48,00
|
Maximum
|
79,00
|
Berdasarakan data diatas nilai
rata-rata minat belajar fisika 62,33%, dengan nilai median 61%, standar deviasi
7,58%, nilai minimum 48% dan, nilai
maksimum 79%, dapat dikatakan bahwa minat belajar fisika
siswa di SMA N 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 materi Usaha dan Energi masih
dikategorikan cukup baik.
Terdapat empat
indikator minat belajar siswa dapat dikatergorikan minat belajar siswa kelas X
IPS-1 SMA N 2 kota Jambi pada materi usaha dan energi yaitu indiaktor perasaan senang yaitu 80,16%,
indikator perhatian dalalm belajar 76,66%, indikator Bahan
pelajaran dan sikap guru yang menarik 76,83% dan, indikator manfaat
dan fungsi mata pelajaran 78,33%.
Tabel 5 . Deskripsi Data Angket Motivasi
N
Valid
|
Motivasi
|
|
30
|
Mean
|
45,1667
|
Median
|
47,0000
|
Std. Deviation
|
9,71342
|
Varianace
|
94,351
|
Minimum
|
25,00
|
Maximum
|
63,00
|
Berdasarkan tabel
deskriptif angket motivasi rata-rata statistika adalah 45,16%. Kriteria
Motivasi belajar siswa tergolong kurang dibandingkan dengan hasil rata-rata
statistika penyebaran angket minat. Rentang nilai tertinggi –
terrendah yaitu 25,00% – 63,00%, dengan nilai median 47% dan standar deviasi
9,71%
Untuk mengetahui
tingkat motivasi belajar fisika pada materi Usaha dan Energi dapat dilihat
dalam indikator motivasi. Berdasarkan 6 indikator motivasi belajar yang
dikemukakan (sofyan, 2014) persentase tiap indikator motivasi yang didapatkan
yaitu hasrat dan keinginan berhasil
45,167%, dorongan dan kebutuhan dalam belajar 50,5%, harapan dan
cita-cita masa depan 41,67%, penghargaan
dalam belajar 38,33%, kegiatan yang menarik dalam belajar 45,62% dan lingkungan
belajar yang kondusif 41,667%.
Berdasarkan persentase 6 indikator motivasi belajajar tersebut jelas
bahwa persentase dibawah 50% yang tergolong kurang.
Berdasarkan hasil
pengamatan di SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1 hari selasa tanggal 19 Februari
pada Materi Usaha dan energi ditemukan di dalam kelas pada umumnya tidak semua
siswa yang memperhatikan, mendengarkan dan menaggapi saat guru fiska mengajar
di kelas. Proses pembelajaran lebih cendrung pasif pembelajaran fisika
dilakukan pada siang hari dan tidak tersedianya buku yang lengkap. Proses
pembelajaran fisika pada kelas ini cendrung terjadi satu arah yang mana guru
lebih aktif dari pada siswanya. Siswa
Kelas X IPS-1 termasuk dalam peminatan ilmu social dimana ilmu
pengetahuan alam bertolak belakang dengan ilmu pengetahuan social.
Kemudian terlihat pada saat pembelajaran
fisika akan dimulai, siswa tidak langsung mempersiapkan diri untuk mengikuti
pelajaran akan tetapi masih terlihat siswa yang sibuk dengan aktivitasnya
sendiri, seperti mengobrol dengan teman mendiskusikan hal-hal di luar materi
pelajaran fisika. Siswa kurang mandiri dalam mengerjakan soal latihan maupun
tugas yang diberikan oleh guru, hal tersebut terlihat ketika guru memberikan
soal latihan sebagian siswa hanya menunggu siswa lain atau guru mengerjakan
soal tersebut. Siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapat maupun bertanya
ketika ada persoalan yang kurang jelas dalam pembelajaran, terlihat siswa yang
berani bertanya hanya siswa yang aktif di kelas tersebut.
Teknik
perhitungan data secara kuantitatif
menggunakan program SPSS.20 untuk mendeskripsikan data statistik guna
menggambarkan data angket minat dan motivasi secara umum. Secara kualitatif
peneliti melakukan pengamatan langasung dikelas. Kemudian dilakukan penyebaran
angket minat dan motivasi di SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1 sebagai berikut:
a. Minat
Berdasarakan deskripsi
data diatas dapat dikatakan bahwa minat belajar fisika
siswa di SMA N 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 materi Usaha dan Energi masih
dikategorikan cukup baik. Ada beberapa indikator minat
belajar siswa menurut Imran (2006) Hal
ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah, di antaranya:
1)
Perasaan senang
2)
Perhatian dalam belajar
3)
Bahan pelajaran dan sikap guru yang
menarik
4)
Manfaat dan fungsi matapelajaran
Dengan terdapat
empat indikator minat belajar siswa dapat dikatergorikan minat belajar siswa
kelas X IPS-1 SMA N 2 kota Jambi pada materi usaha dan energi pencapaian indicator terendah adalah
perhatian dalam belajar yaitu 76,66%. Di
dalam hal ini minat belajar fisika siswa kelas X SMA N 2 Kota Jambi
dikategorikan cukup baik.
Seorang siswa yang
memiliki perasaan senang terhadap pelajaran, maka dalam proses pembelajaran
sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka akan memperhatikan objek
dan ia berusaha untuk memperhatikan
penjelasan dari gurunya dalam menjelaskan pelajaran. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Slameto (2003:57) minat belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi
belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik – baiknya. Siswa akan segan untuk
belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Proses pembelajaran
akan berjalan dengan baik apabila siswa mempunyai minat belajar yang besar.
Banyak siswa yang gagal karena tidak ada minat belajar dalam dirinya. Dengan
tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan
tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat
dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari. Kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik apabila anak memiliki minat belajar yang besar.
Siswa yang tidak memiliki minat belajar akan merasa malas dan tidak semangat
dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarakan deskripsi
data Penyebaran angket motivasi
belajar fisika
siswa di SMA N 2 Kota Jambi pada kelas X IPS-1 motivasi siswa diperoleh hasil
rata-rata statistika adalah 45,16%. Kriteria Motivasi belajar siswa tergolong
kurang dengan skala perhitungan--------, kemudian
dibandingkan dengan hasil rata-rata statistika penyebaran angket minat
motivasi jauh dibawah persentase minat belajar.
Dari Hasil
pengamatan langsung
dikelas yang di paparkan pada deskripsi temuan yang
dilakukan pada hari selasa tanggal 19 Februari pada kelas X IPS-1
memperkuat bahwa pembelajaran mandiri siswa sangat rendah sehingga motivasipun
rendah. Indikator motivasi tergolongkan dalam 6
aspek yaitu 1). Hasrat dan keinginan berhasil, 2). Dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, 3). Harapan dan cita-cita masa depan, 4). Penghargaan dalam belajar,
5). Kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6). Lingkungan belajar yang
kondusif.
Pada indikator penghargaan dalam belaajar menunjukkan
persentase terrendah dibandingkan 6 indikator lainnya yaitu 38,33%. Hasil
wawancara dengan guru, prestasi belajar fisika siswa kelas X IPS-1 SMAN 2 Kota
Jambi masih rendah. Ditinjau dari aspek kognitif siswa masih tergolong rendah
dibandingkan aspek keterampilan dan sikap. Hal ini sesuai dengan motivasi
belajar yang kurang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa terlihat pada
hasil ujian semester gasal diperoleh nilai rata-rata 31,54 banyak siswa yang
mendapatkan nilai Ujian semester gasal dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) di sekolah, yaitu 70. Berdasarkan hasil penelitian motivasi belajar siswa
SMAN 2 Kota Jambi Kelas X IPS-1 pada materi Usaha dan Energy mempengaruhi hasil
belajar siswa sesuai yang dikatakan Widoyoko (2009) Motivasi belajar siswa
memiliki pengaruh kuat salah satunya terhadap keberhasilan proses maupun hasil
belajar siswa.
Pada SMAN 2 Kota
Jambi kelas X IPS-1 minat
belajar fisika tergolong cukup baik namun motivasi belajar fisika tergolong
rendah serta berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pembelajaran. Sedangkan
motivasi akan timbul jika individu memiliki minat yang besar. Minat besar
sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Dikarenakan keberhasilan
bergantung pada motivasi siswa motivasi
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis paparkan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa minat belajar siswa kelas X IPS-1 SMAN 2 Kota
Jambi dikategorikan cukup baik, bisa dilihat dari empat
indikator minat belajar siswa yaitu
indiaktor perasaan senang yaitu 80,16% indikator perhatian dalalm
belajar 76,66% indikator Bahan pelajaran dan sikap
guru yang menarik 76,83% dan indikator manfaat dan fungsi mata pelajaran 78,33%. Sedangkan motivasi belajar siswa kelas X IPS-1 SMAN 2 Kota
Jambi dikategorikan rendah karena persentase berdasarkan 6 indikator dibawah
55%. Yaitu didapatkan yaitu hasrat dan keinginan
berhasil 45,167%, dorongan dan kebutuhan
dalam belajar 50,5%, harapan dan cita-cita masa depan 41,67%, penghargaan dalam belajar 38,33%, kegiatan
yang menarik dalam belajar 45,62% dan lingkungan belajar yang kondusif 41,667%.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat
penulis sampaikan :
1.
Diharapkan
kepada guru agar dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat membangkitkan
minat dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Fisika khususnya materi
Usaha dan Energi
2.
Disarankan
kepada pihak lain untuk melalukan penelitian yang sama pada materi yang berbeda sebagai hasil
perbadingan untuk penelitian ini.
DAFTAR RUJUKAN
Adnyana, I. G. M., &
Suyanto, W. (2013). Penggunaan EFI SCANNER sebagai media Pembelajaran untuk
meningkatkan minat, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2).
Ahmad Susanto, M. P.
(2016). Teori belajar dan pembelajaran di
sekolah dasar: Kencana.
Aritonang, K. T. (2008).
Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan penabur, 7(10), 11-21.
Al-Mighwar, Muhammad. (2006). Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka
Setia
AR, Nasrun.
(2015). Psikologi belajar. Al-fikrah: Jurnal Kependidikan Islam, 6.
Aritonang, K. T. (2008).
Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan penabur, 7(10), 11-21.
Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Dwijananti et al,. (2012). Identifikasi Kesulitan
Belajar Fisika Pada Siswa Rsbi: Studi Kasus Di Rsmabi Se Kota Semarang. Universitas
Negeri Semarang ISSN NO 2252-6935.
Hakim, L. (2009).
Perencanaan pembelajaran. Bandung: CV
Wacana Prima.
Hakim, T. (2005). Belajar secara efektif: Niaga Swadaya.
Hamdu, G., &
Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
IPA di sekolah dasar. Jurnal penelitian
pendidikan, 12(1), 90-96.
Imron, A. (1996). Belajar
dan pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta :
Prenada Group
Muhson, A. (2009).
Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan
Problem-Based Learning. Jurnal
Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 39(2).
Mulyana, Aina. Dkk. (2013). Hubungan Antara Persepsi, Minat, dan Sikap
Siswa dengan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan. 19(2):315-330
Sani, R. A. (2013).
Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori &
Praktek KTSP): Kencana.
Slameto . (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta
Sofyan, H., & Uno, H.
B. (2004). Teori motivasi dan aplikasinya dalam penelitian. Gorontalo: Nurul Jannah.
Suhandi, A., &
Wibowo, F. (2012). Pendekatan multirepresentasi dalam pembelajaran usaha-energi
dan dampak terhadap pemahaman konsep mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8(1).
Saregar, A. (2016). Pembelajaran Pengantar
Fisika Kuantum Dengan Memanfaatkan Media Phet Simulation Dan Lkm Melalui
Pendekatan Saintifik : Dampak Pada Minat Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 53–60.
Sari, Ira Nofita. Dkk. Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten
Sambas. JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains). 4(2):108-114
Wahyuningsih, daru
et al. (2013). Pengembngan media pembelajaran fisika menggunakan ular tangga
ditinjau dati motivasi belajar siswa kelas viii materi gaya. Universitas
senelas maret. Jurnal pendidikan fisika. Vol. 1, No. 1. ISSN:2338-0691
Komentar
Posting Komentar